Telan Rp7,6 Miliar Akankah Gedung Puskesmas Torue Tepat Waktu?

Foto. (Deni) Beginilah Tampak Progres Pembangunan Proyek Gedung Puskesmas Torue

Parigi Moutong — Hasil dari penelusuran di lapangan, proyek pembangunan gedung Puskesmas Torue di Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, progres pekerjaan dinilai berjalan lambat dan berpotensi melewati batas waktu kontrak, meski nilai proyeknya mencapai Rp7,6 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD 2025.

Pantauan media ini pada tanggal  2 November 2025 memperlihatkan kondisi proyek yang masih jauh dari kata rampung. Sejumlah bagian bangunan utama masih dalam tahap plesteran dinding dan pemasangan lantai tehel dan pemasangan rangka besi, serta pintu dan jendela kaca belum terpasang.

Padahal, berdasarkan kontrak kerja Nomor 000.3.2/100.06/SP-PPK/DISKES/2025, proyek yang dikerjakan CV. Jelajah Sulteng ini ditargetkan selesai dalam 180 hari kalender, dengan batas akhir kontrak 14 Desember 2025. Artinya, waktu tersisa hanya sekitar 40 hari, namun progres fisik belum menunjukkan kemajuan signifikan.

Dalih Keterlambatan: Pencairan Anggaran Lambat

“Ipin selaku pelaksana/kontraktor, mengatakan dari hasil rapat bersama inspektorat setempat, progres di awal bulan november ini harus 70 persen, kami juga dalam pekerjaan ini di dampingi kejaksaan.

Bahkan kata dia Kejari Parigi mengingatkan dirinya agar untuk menambah pekerja agar progres pekerjaan dapat di kerjakan semaksimal mungkin mengejar deadline waktu, kata Ipin.

Ipin, mengakui adanya keterlambatan. Ia beralasan, proses pencairan anggaran yang lambat turut mempengaruhi progres pekerjaan di lapangan.

“Keterlambatan ini karena pekerjaan pengecoran lantai dua butuh proses dan tukang masih terbatas. Kalau bahan semua sudah siap, tinggal penambahan personel tukang saja. Selain itu, pencairan juga tidak secepat yang kami harapkan,” ujar Ipin saat ditemui di lokasi, Minggu (2/11).

Menurutnya, mekanisme pengajuan termin pembayaran tidak semata dari laporan progres pelaksana, namun juga menunggu berjenjang dari proyek Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) di bawah Dinas Kesehatan, kemudian diteruskan ke kementerian sebelum akhirnya dicairkan ke daerah, ujarnya.

Sehingga pihaknya harus menambah pekerja, serta perkerjaan juga dilaksanakan secara lembur untuk mengejar waktu yang tersisa.

Minim Tenaga, Waktu Mepet

Beberapa pekerja di lokasi mengaku jumlah tenaga kerja yang ada tidak sebanding dengan beban pekerjaan, terutama pada bagian struktur lantai dua yang membutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Kondisi ini membuat target penyelesaian dalam waktu kurang dari dua bulan terasa berat.

Tanggung Jawab dan Mutu Dipertanyakan?

Kondisi lambatnya progres proyek bernilai miliaran rupiah ini seharusnya menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Parigi Moutong selaku pengguna anggaran. Sebab, proyek tersebut menggunakan dana APBD yang semestinya memberikan manfaat nyata bagi pelayanan kesehatan masyarakat.

Pengerjaan yang dikebut di akhir masa kontrak kerap berisiko menurunkan kualitas hasil bangunan. Padahal, gedung puskesmas ini nantinya akan menjadi fasilitas vital pelayanan kesehatan bagi warga Kecamatan Torue dan sekitarnya.

Media Akan Terus Menelusuri

Hingga berita ini diterbitkan, pekerjaan pembangunan Puskesmas Torue masih berlangsung. Media ini akan terus melakukan penelusuran dan pemantauan hingga masa kontrak berakhir pertengahan Desember 2025, untuk memastikan transparansi, mutu, dan akuntabilitas pelaksanaan proyek yang menelan anggaran besar tersebut.

Total Views: 5