Parigi Moutong — Setelah hasil investigasi media ini menyoroti lambatnya progres pembangunan Gedung Puskesmas Torue di Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek akhirnya memberikan klarifikasi resmi terkait kondisi terkini di lapangan.
Berdasarkan laporan konsultan pengawas per 28 Oktober 2025 lalu, progres fisik proyek tercatat 52,508%, dengan deviasi kurang 14,296% dari rencana seharusnya 66,805%. Angka ini menunjukkan pekerjaan tertinggal cukup signifikan dari target waktu yang ditetapkan dalam kontrak.
“Sudah dievaluasi sejak awal keterlambatan. Teguran juga telah diberikan dan saat ini sudah dilakukan SCM 1 (Show Cause Meeting) yang akan dievaluasi lagi minggu ini,” jelas Candra Selaku PPK kepada media ini. Senin (3/11).
Fokus Kejar Ketertinggalan
Menurut PPK, fokus utama saat ini adalah mengejar keterlambatan progres pekerjaan dengan sisa waktu kontrak yang ada.
Langkah percepatan dilakukan melalui penambahan tenaga kerja, lembur malam hari, dan pengerjaan paralel pada beberapa area yang tidak saling bergantung.
“Sesuai arahan kami dan tim pendamping, saat ini fokus utamanya adalah menambah tenaga kerja dan lembur di area yang bisa dikerjakan paralel agar waktu dapat dimaksimalkan,” ungkapnya.
Tepis Alasan Keterlambatan Pencairan Dana
Menanggapi pernyataan pelaksana proyek yang menyebut lambatnya pencairan anggaran sebagai penyebab keterlambatan, PPK menegaskan hal tersebut tidak sepenuhnya akurat.
“Kami melakukan pembayaran sesuai ketentuan kontrak, yakni berdasarkan bobot pekerjaan. Jika bobot fisiknya belum tercapai, tentu belum bisa dilakukan pembayaran,” tegas PPK.
Dengan kata lain, progres fisik yang rendah otomatis berpengaruh pada jadwal pencairan dana, bukan sebaliknya.
Pengawasan Diperketat, Mutu Tidak Bisa Ditawar
PPK menegaskan pengawasan dilakukan secara intensif oleh konsultan pengawas dan tim teknis dinas yang rutin turun ke lapangan. Bahkan, jika diperlukan, frekuensi pengawasan dapat ditingkatkan menyesuaikan kondisi di lapangan.
“Kualitas adalah hal yang tidak bisa ditawar.
Setiap pekerjaan struktur bangunan selalu dilakukan pengambilan sampel untuk diuji di laboratorium. Mutu pekerjaan dan material benar-benar diawasi,” tambahnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Gede Widiada mengungkapkan hal yang sama, Saya sudah mengintruksikan ke PPK untuk melakukan pengawasan, dan memerintahkan kepada pelaksana agar segera menàmbah tenaga kerja serta menambah waktu kerja unuk mengejar progres yang masih minus, ungkapnya.
Ancaman SCM 2 Jika Target Tidak Tercapai
Selain itu, PPK juga menyebut pihaknya tidak akan ragu mengambil langkah tegas jika progres percepatan tidak sesuai kesepakatan.
Setelah SCM 1 dilaksanakan, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan SCM 2, sebagai bentuk tindak lanjut evaluasi lanjutan.
“Jika dalam evaluasi percepatan pekerjaan hasil SCM 1 tidak tercapai, maka kami tidak akan ragu melaksanakan SCM 2,” tegas PPK.
Investigasi Terus Berlanjut
Dengan sisa waktu kontrak yang semakin sempit menuju batas waktu kontrak14 Desember 2025, proyek pembangunan Puskesmas Torue masih menjadi sorotan publik.
Media ini akan terus melakukan pemantauan terhadap hasil evaluasi SCM 1 dan perkembangan fisik proyek bernilai Rp7,6 miliar tersebut, hingga benar-benar tuntas sesuai spesifikasi teknis dan jadwal yang disepakati.
